Ida I Dewa Dimade yang bergelar Sri Aji Dalem Sagening adalah seorang raja Bali yang beristana di Gelgel sekitar tahun 1560 Masehi yang menjadi raja setelah menggantikan kakaknya karena terjadi ketidakstabilan dalam kerajaan.
Beliau merupakan salah satu putra dari Dalem Waturenggong, yang sewaktu kecil diceritakan dalam babad dalem dimade, beliau diasuh oleh putra I Dewa Tegal Besung yaitu: I Dewa Gedong Arta, I Dewa Anggungan, I Dewa Bangli, I Dewa Pagedangan.
Sebelum Ida I Dewa Dimade menjadi seorang raja, kerajaan sebelumnya dipegang oleh kakaknya yang bernama I Dewa Pemahyun (Bekung) dengan patihnya yang bernama I Gusti Batan Jeruk.
Namun saat itu timbul peristiwa perebutan kekuasaan yang dipimpin oleh patihnya sendiri yaitu I Gusti Batan Jeruk dan dari pihak kerajaan dipimpin oleh Kyayi Manginte untuk mempertahankan kerajaan bersama Kyayi Kubon Tubuh dan lain-lain. Kedua putra raja Watu Renggong tersebut berhasil diselamatkan oleh I Gusti Kubon Tubuh.
Saat itu, terjadi pertempuran hebat, I Gusti Batan Jeruk mengalami kekalahan, beliau gugur pada tahun 1482 Çaka ( bahu, pasa, yoga, bwana) = 1560 Masehi,
- Gusti Nginte menggantikan menjabat sebagai Patih Agung.
- Kryan Pande, putra Kryan Dauh Bale Agung, yang ikut I Gusti Batan Jeruk, diampuni oleh Dalem,
- karena beliau pernah berhasil mengalahkan lawan-lawannya di Sumbawa dan Tuban.
- Tampak kelemahan dan ketidakbijaksanaan.
Setelah itu, pembrontakan - pembrontakan pun akhirnya bermunculan sehingga kerajaanpun menjadi bergejolak sehingga mengingat keamanan kerajaan yang tidak stabil waktu itu, akhirnya I Dewa Pemahyun (Bekung) digantikan oleh Ida I Dewa Dimade yang bergelar Dalem Anom Seganing.
- Keamananpun pulih kembali.
- Sasak pun dapat dikuasai lagi pada tahun Çaka 1547 (1625 M),
- Sumbawa tahun Çaka 1552 (1630).
- Ki Gusti Pinatih mengadakan perlawanan pada raja, dapat diatasi oleh patihnya yang bernama Ki Gusti Agung Widya.
Sebagai seorang raja, dalam kutipan sejarah puri pemecutan, Dalem Sagening disebutkan amatlah bijaksana, cerdas, berani, berwibawa yang dibantu oleh patihnya yaitu Kryan Agung Widia yang merupakan putra pangeran Manginte, sedangkan adiknya Kryan Di Ler Prenawa diberikan kedudukan Demung.
Dalem Sagening menetapkan putra-putra baginda di daerah-daerah tertentu, dengan jabatan sebagai anglurah antara lain :
- I Dewa Anom Pemahyun,
- ditempatkan di desa Sidemen (Singarsa) dengan jabatan Anglurah pada tahun 1541 M, dengan patih I Gusti Ngurah Sidemen Dimade dengan batas wilayah di sebelah timur sungai Unda sampai sungai Gangga, dan batas wilayah di sebelah utara sampai dengan Ponjok Batu.
- I Dewa Manggis Kuning, ( I Dewa Anom Manggis),
- beribu seorang ksatria dari Manggis, atas permohonan I Gusti Tegeh Kori dijadikan penguasa di daerah Badung.
- Namun karena sesuatu peristiwa beliau terpaksa meninggalkan daerah Badung, pindah ke daerah Gianyar.
- Kyai Barak Panji, beribu dari Ni Pasek Panji,
- atas perintah Dalem di tempatkan di Den Bukit sebagai penguasa di daerah itu, dibantu oleh keturunan Kyai Ularan. Dia sebagai pendiri kerajaan Buleleng yang kemudian bernama I Gusti Panji Sakti.
- Dewa Agung Kalesan sebagai penguasa Batubulan yang sewaktu kecil diselamatkan pada saat berkobarnya pembrontakan di Kerajaan Klungkung.
Dan pada masa inilah disebutkan muncul pujangga - pujangga ternama seperti : Pangeran Telaga, Kyai Pande Bhasa dll.
Singkat cerita, setelah Dalem Sagening wafat pada tahun 1665, pemerintahan raja-raja dari Kerajaan Gelgel dalam kutipan blog ISI dps disebutkan, maka I Dewa Anom Pemahyun
dinobatkan menjadi Raja dengan gelar Dalem Anom Pemahyun.
Dalam menata
pemerintahan Dalem belajar dari sejarah dan pengalaman. Karena itu
secara progresif dia mengadakan pergantian para pejabat yang kurang
diyakini ketulusan pengabdiannya.
***