Ida I Dewa Anom Pemahyun

Panoramio Sidemen Bali
Ida I Dewa Anom Pemahyun adalah penguasa daerah Singarsa (Sidemen) Bali bersama dengan Bagawanta Mpu Sukaton (Ida Pedanda Wayahan Buruan) setelah ayahandanya Dalem Seganing wafat sebagaimana disebutkan dalam babad arya kutawaringin, bertahta putra baginda yang sulung, yaitu Ida I Dewa Anom Pemahyun. 

Namun saat itu terjadi pergantian pejabat yang besar-besaran. Hal itu menimbulkan ketidakpuasan di lain pihak. 

Terjadi perebutan kekuasaan karena Kryan Agung Maruti ingin mengangkat Ida I Dewa Dimade sebagai raja. 

Maka Ida I Dewa Anom Pemahyun meninggalkan keraton Gelgel dengan tiga ratus sepuluh orang pengiring dipelopori oleh Kryan Madya Karang, Kryan Tangkas, Kryan Brangsinga akhirnya baginda bermukim di desa Perasi (purasi), kemudian pindah ke Tambega

Kepindahan Ida I Dewa Anon Pemahyun tersebut dalam babad dalem (ver 2), diceritakan Ida I Dewa Anom Pemahyun pindah dari Tambega ke Sidemen dan menikah dengan I Gusti Ayu Sapuh Jagat, berputra dua orang yaitu :

  • Ida I Dewa Agung Gde Ngurah,
  • Ida I Dewa Agung Ayu Gde Raka Pemahyun. 

Barang- barang pusaka, keris Ki Sudamala, dan lain-lain semua dibawa ke Sidemen.

Bersamaan dengan itu, terjadi kembali perebutan kekuasaan di Gelgel, Dalem Dimade pindah ke Guliang, kekuasaan dipegang oleh Kryan Agung Maruti.

Kryan Agung Maruti juga hendak menggempur Sidemen, tetapi gagal, karena Ida I Dewa Anom Pemahyun mengadakan pendekatan dengan putra-putra Dalem Dimade di Guliang untuk melawan musuh-musuhnya.
***