- beliau sangat bijaksana serta adil dalam mengendalikan pemerintahan
- dan taat dalam melaksanakan upacara keagamaan,
- beliau terkenal sebagai seorang pemberani serta sangat sakti.
- Kesenepatian Kuturan yang dijabat Ki Dalang Camok diganti oleh Ki Mabasa Sinom
- Kesenepatian Danda yang dijabat Ki Kuda Langkat-Langkat diganti oleh Ki Bima Sakti
- Dibentuk kesenepatian baru yaitu Kesenepatian manyiringin di pegang oleh Ki Lembu Lateng.
- Perutusan Siwa rajamanggala yang dulu tinggal di Dewastana kini digeser ke Kunjarasana.
- Perutusan Pendeta Siwa Sewaratna yang dulu tinggal di Trinayana kini dipindahkan ke Dharmahanyar.
- Dang Upadyaya Pujayanta yang dijabat Pendeta di Biharanasi diganti oleh Pendeta Dang Upadyaya Dharma.
- Dibentuk pejabat Makarun di Hyang Karamus yang dipagang oleh Ki Panji Sukaningrat.
- Dibentuk 2 buah perutusan yaitu di Burwan yang dipegang oleh Sira Mahaguru dan di Buhara Bahung yang dipegang oleh Dang Upadyaya Kangka.
Karena Raja Bali ini tidak mau tunduk dengan Majapahit, menyebabkan Raja Majapahit kurang senang melihat sikap Raja Bali yang demikian itu,
- maka dari itu raja Majapahit mengadakan pertemuan dengan para petinggi kerajaan, demikian pada saat pertemuan itu diselenggarakan sangat banyak para punggawa/ petinggi kerajaan menghadap raja di balai pertemuan,
- semuanya saling bertukar pikiran dalam sidang yang dilaksanakan itu.
- hai engkau adikku Sang Arya Damar dan Maha Patih Gajah Mada, termasuk para Arya sekalian,
- bagaimana menurut anda sekalian tentang kelakuan raja Bali yaitu Asta Sura Ratna Bhumi Banten, demikian sabdha raja Majapahit.
- Ya tuanku raja apakah ada yang perlu tuan amanatkan kepada kami
- dan apakah ada hal-hal yang mengganjal dalam pikiran paduka?, jika paduka berkenan jelaskanlah kepada kami.
- Hai engkau saudaraku sekalian, dengarlah kata-kataku ini, yang tiada lain yang mengganjal pikiranku adalah raja Bali yang selalu bertentangan dengan kita,
- maka dari itu aku perintahkan kalian untuk datang ke pulau Bali inemerangi raja tersebut, karena dosanya tidak mau tunduk dan patuh kepadaku, demikan sabdha raja Majapahit.
Sang petinggi tersebut kemudian menjawab,
- tidaklah terlalu sukar bagi hamba sekalian mengalahkan raja Bali,
- demikian hatur para petinggi kerajaan.
- hai orang-orangku sekalian ingatlah pesanku ini,
- janganlah kalian membunuh Ki Pasung Grigis,
- setelah ia dapat ditaklukan bawalah dia ke Majapahit sebagai tawanan.
Tidak diceriterakan dalam perjalanan sekarang dikisahkan telah tiba di pulau Bali, akhirnya dimupakati untuk mulai penyerangan, di mana dalam peperangan itu tidak dikisahkan lamanya perang itu,
- akhirnya Bali dapat ditaklukkan serta penduduk Bali Aga semuanya pada menyerah yaitu pada tahun caka 1265 atau tahun 1343 masehi,
- selanjutnya agar pulau Bali tetap aman maka para Arya yang turut serta menyerang Bali ditetapkan pada tempat-tempat yang strategis yang diatur oleh Arya Damar.
- Beberapa saat kemudian,
- kepala sang raja lepas dari raganya.
- Kepala Sri Tapolung diceritakan melesat ke surga.
- Ki Pasung Grigis kini hanya menghadapi badan rajanya tanpa kepala.
Setelah lewat tiga hari tentang raja bedahulu tersebut sebagaimana dikisahkan, kepala Sri Tapolung belum kembali juga.
- Ki Pasung Grigis mulai khawatir.
- Kebetulan saat itu ada seekor babi lewat.
- Tak disangka,
- beberapa saat kemudian kepala Sri Tapolung kembali.
Mengetahui kepalanya diganti dengan kepala babi, sang raja pun murka dan mengutuk orang-orang Bali Aga.
- Karena berkepala babi,
- sang raja kemudian dijuluki Bedahulu atau Bedamuka (beda kepala).
***