Ki Dalem Bungkut

Ki Dalem Bungkut (Dalem Dukut atau Dalem Nusa) adalah penguasa terdahulu Pulau Nusa Penida yang dalam sejarah pemakaian Benang Tridatu dikisahkan;
Berawal pada abad 14-15 saat Dalem Watu Renggong berkuasa menjadi raja diraja di Bali, saat menaklukkan dalem Bungkut / nusa oleh patih Jelantik, telah terjadi kesepakatan antara Dalem Bungkut/Nusa dengan Dalem Bali, 
Bahwa kekuasaan Nusa diserahkan kepada Dalem Bali, begitu pula rencang dan ancangan Beliau (Ratu Gede Macaling) dengan satu perjanjian akan selalu melindungi umat Hindu / masyarakat Bali yang bakti dan taat kepada Tuhan dan leluhur, sedangkan mereka yang lalai akan dihukum oleh para rencang Ratu gede macaling.
Namun pada tahun 1621 Dalem Sagening (Dalem Dimade) memerintahkan I Gusti Ngurah Jelantik (IV /Bogol) 
bertindak sebagai pimpinan pasukan Gelgel untuk menundukkan kembali atas pembrontakan yang dilakukan penguasa Nusa Penida tersebut.
Menurut “Babad Blahbatuh” disebutkan dalam ringkasan sejarah Dhalem Bali bahwa semasa Pemerintahan Dalem Di Made telah terjadi pemberontakan terhadap kekuasaan kerajaan Gelgel di Nusa Penida oleh Dalem Bungkut. 
Laskar Gelgel bertolak dari pantai Kusamba dengan pasukan yang berkuatan 200 orang prajurit pilihan. Perjalanan Kyai Jelantik disertai oleh istrinya Gusti Ayu Kaler dan senjata sakti andalannya “ Ki Pencok Sahang”. 
Setelah menempuh perjalanan maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Jungut Batu. 
Disana telah menanti rakyat Nusa Penida yang tertindas oleh pemerintahan Dalem Bungkut di Nusa Penida dan kedatangan laskar Gelgel sangat diharapkan untuk membebaskan dirinya dari belenggu kekuasaan Dalem Bungkut.
Perlawanan Dalem Bungkut tidak berlangsung lama karena tidak mendapat dukungan penh dari rakyatnya sehingga memungkinkan Kiyai Jelantik berhadapan langsung dengan Dalem Bungkut.
Dalam perang tanding tersebut Dalem Bungkut menderita kekalahan dan beliau tewas terkena sabetan keris sakti Ki Pencok Sahang. 
Sisa pendukungnya kemudian menyerahkan diri karena pimpinannya sudah tidak ada lagi. Keamanan dan ketentraman daerah Nusa Penida akhirnya kembali normal dan Kiyai Jelantik kembali ke Gelgel untuk melaporkannya kepada Dalem Di Made. Keberhasilan Kyai Jelantik memadamkan pemberontakan di Nusa Penida mendapat penghargaan dari Dalem Di Made.
***