Tersebutlah Raja Daha Sri Airlangga sedang berburu didalam hutan, dan terjadi hubungan badan dibawah pohon timbul, menurunkan seorang putra laki-laki bernama Arya Buru atau Arya Timbul. ,
Untuk menghindari perebutan kedudukan sebagai raja di Daha, Oleh Raja Airlangga diperintahkan Arya Buru pindah ke Bali dengan diberikan rakyat sebanyak 200 orang.
Sampai di Bali, Arya Buru bertempat tinggal di Bukit Buluh, daerah Klungkung kemudian menurunkan seoarang anak perempuan bernama Ni Gusti Gunaraksa. Tempat tinggalnya dijadikan sebuah desa yang kemudian diberi nama Gunaksa.
Ni Gusti Gunaraksa dikawini oleh De Pasek Lurah Tuttwan.
Sebelum dilangsungkan perkawinan atau pawiwahan ini,
- Arya Buru minta kepada De Pasek Lurah Tuttwan,
- agar apabila ia meninggal dunia agar De Pasek Lurah Tuttwan yang menyelenggarakan upacara ngaben.
- Permintaan itu disodorkan,
- tentu oleh karena Arya Buru tidak memiliki lagi keturunan.
Setelah Arya Buru meninggal dunia, lalu diselenggarakan upacara pelebon yang diselenggarakan oleh De Pasek Lurah Tuttwan.
Pada upacara tersebut seluruh sanak saudara Ki Pasek hadir.
- Supaya jangan sampai dilihat oleh Ki Pasek,
- pada saat menyembah jazad mertuanya,
- De Pasek Lurah Tuttwan melakukan dari sebelah barat tembok bale.
- terjadilah keanehan yakni tembok bale tersebut terpecah menjadi dua bagian,
- sehingga oleh Ki Pasek tampak jelas dilihat De Pasek Lurah Tuttwan melakukan persembahan itu.
Peristiwa ini dianggap mencemarkan nama derajat Ki Pasek semua. Sebab itu,
- De Pasek Lurah Tuttwan dikucilkan dari keluarga Ki Pasek,
- Karena sebelumnya ia tidak pernah memberitahu permintaan Arya Buru.
***